Minggu, 16 September 2012
Khazanah l Pikiran Rakyat l 9 September 2012
Sajak-sajak Soni Farid Maulana
Pindang Ikan
Pindang ikan mas tersedia di atas meja makan, di sebuah rumah makan pinggir kota, Di layar kaca seorang pelantun dangdut meliukkan tubuhnya dengan pakaian serba mini, dengan ukuran bh 36 a. “Tidak itu 38 b,” kata yang lain. Dan kau memalingkan muka. “Lagu ini sungguh menyebalkan,” katamu. Ingatan masa silam sebusuk bangkai anjingkah, yang membuat dirimu berkata demikian? Aku tidak tahu.
Sungguh aku hanya diam, dipukau tubuh pelantun dangdut, tak peduli dengan ukuran bh yang dipakainya. Goyang pinggulnya lebih dahsyat dari tsunami Aceh, sanggup merubuhkan dinding imanku hingga hancur berantakan di ruang dalam. Sekali lagi aku hanya diam seperti pindang ikan emas yang siap disantap, saat kau berkata, “aku butuh hawa segar di luar sana. Selera makanku hilang!”
Hhmm, apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku bawa sepiring nasi dan pindang ikan mas ke luar ruangan? Sedang hasratku yang paling purba menghardik diriku untuk tetap duduk di tempat, dan mataku tidak mau lepas dari liukan tubuh pelantun dangdut di layar kaca, yang mengingatkan diriku pada liukan tubuhmu pada sebuah malam di sebuah kamar di Puncak.
Nun di luar sana, aku melihat dirimu muntah-muntah. Seketika itu pula mata batinku melihat tujuh ekor gagak hitam melayang terbang di atas kepalamu. Aku pucat, aku gemetar dibuatnya. Maut yang bengis membayang dalam benakku. Dalam benakku. “Apa yang terjadi dengan dirimu, dengan isi perutmu?” batinku. Sebuah dialog dari sebuah film picisan melintas dalam kepalaku, “aku belum siap jadi bapak!” kata sang jantan. “Bajingan!” jawab sang betina. Langit kelabu.
2010
Pulang Kampung
Aku rindu kampung halaman. Ingin pulang ke sana. Arah mana yang harus aku tuju? Mata batinku silau sudah oleh warna-warni kehidupan kota besar. Telingaku tidak lagi bisa menangkap wirid rerumputan sebab selalu dibuai oleh nyanyian dara tujuh belas tahun, yang membuat aku mabuk dan tersungkur di ranjang Dewi Durga segelap palung syahwatnya. Sungguh aku rindu kampung halaman, yang bila gelap malam tiba, aku dengar suara anak-anak mendaras Alquran di surau pinggir kolam. Dalam hening aku dengar suara air pancuran atau suara serangga malam yang semua itu adalah dzikir alam, menghasut hatiku pulang; merindu kampung halaman. Di sini di dalam kamar hotel bintang lima, aku ditemani sebotol minuman ringan juga acara televisi yang membosankan. Sesekali aku terima telepon atau sms dari pacar gelapku, yang entah ada di mana. Hmm, apa yang terjadi dengan semua ini? Malaikat bersayap tujuh atau sembilan kadang aku impikan datang; menjemput diriku pulang ke kampung halaman, yang dirindukan para nabi dan orang suci. Tapi aku, sungguh bukan orang suci. Aku serupa anjing kudisan, yang mengais-ngais sampah di sebuah tempat yang jauh. Ah. Rindu itu sungguh menghasut hatiku, membawa aku pulang kepadaMu. Kau yang bebas dari kehancuran
2010
Cirebon Dini Hari
- untuk Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ditikam brandal motor: -- jerit si korban mengguncang dinding kotamu di bawah gelap bulan abad durjana. Adakah ia pahlawan, menikam orang tanpa alasan, lagi tak melawan? Tidak, ia hanya kadal, demikian kau bilang, serupa begundal sundal.
Semacam suluh neraka yang bahan bakunya: batu menyala, setan, dan manusia. O, nun di dunia gelap bawah sana, ia kehilangan suara. Ia ingin menyeru Cahaya Maha Cahaya. Tapi yang diingatnya hanya amis darah, dan jerit si korban di simpang lima.
Betapa ia serupa mawar yang kelopak demi kelopoknya gugur ke tanah sebelum ligar, sebelum salam menilam salam. Dan aku serupa ia dalam kisah yang lain, melolong di kegelapan, disumpal daging busuk Kuntilanak. “Carilah sumber cahaya dalam gelap, sebagaimana Umar ra menemukannya,” kau bilang suatu malam.
Kering angin laut menyapu wajahku. “Tãhã”
2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Industri Kursi Malas Rotan Sintetis Terbaik
BalasHapusIndustri Pot Rotan Sintetis Terbaik
Industri Vas Rotan Sintetis Terbaik
Industri Tempat Tidur Rotan Sintetis Terbaik
Industri Dipan Rotan Sintetis Terbaik
Industri Basket Rotan Sintetis Terbaik
Industri Keranjang Rotan Sintetis Terbaik
Industri Keranjang Buah Rotan Sintetis Terbaik
Industri Sofa Rotan Sintetik Terbaik
Industri Kursi Rotan Sintetik Terbaik
Industri Meja Rotan Sintetik Terbaik
Industri Lounger Rotan Sintetik Terbaik
Industri Ayunan Rotan Sintetik Terbaik
Industri Daybed Rotan Sintetik Terbaik
Industri Kursi Malas Rotan Sintetik Terbaik
Industri Pot Rotan Sintetik Terbaik
Industri Vas Rotan Sintetik Terbaik
Industri Tempat Tidur Rotan Sintetik Terbaik
Industri Dipan Rotan Sintetik Terbaik
Industri Basket Rotan Sintetik Terbaik
Industri Keranjang Rotan Sintetik Terbaik
Industri Keranjang Buah Rotan Sintetik Terbaik
Industri Sofa Rattan Synthetic Terbaik
Industri Kursi Rattan Synthetic Terbaik
Industri Meja Rattan Synthetic Terbaik